Sekretaris DPP Partai Demokrat, Farhan Effendy menilai langkah dan kebijakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) plintutan atau tidak konsisten. Hal ini diungkapkan Farhan pascapenyampaian postur kabinet yang tetap beranggotakan 34 menteri.
Dia mengkhawatirkan Jokowi akan terus menjadi bulan-bulanan pemberitaan media massa akibat langkah dan rencana kebijakannya tersebut.
"Kesan yang muncul opsi kebijakan dan statemen Jokowi sering plintutan atau tidak konsisten. Saya khawatir pak Jokowi akan jadi bulan-bulanan media dan menurunkan kepercayaan rakyat akan keamanan dan stabilitas politik ke depan," ujarnya di Jakarta, seperti dikutip jpnn.com, Kamis (18/9).
Menurut Farhan, Jokowi sebaiknya berhati-hati dalam menjatuhkan kebijakan apapun. Agar tidak berakibat fatal dalam mengelola dan menakhodai pemerintahan ke depan.
"Sebut saja misalnya, sikap Jokowi yang akan memakai 34 menteri pada pemerintahannya mendatang, itu dinilai merupakan sikap yang merusak janji kampanye," katanya.
Farhan menilai, 34 kementerian yang diumumkan Jokowi menunjukkan sikap tidak konsisten. Saat kampanye mantan Wali Kota Solo tersebut secara terang-terangan mengatakan akan merampingkan kabinet. Namun pada kenyataannya tidak demikian.
Begitu pula informasi mengenai perubahan nama-nama kementerian seperti kementerian agama, menurut Farhan hanya akan membangkitkan reaksi negatif. Karena kebijakan tersebut kontraproduktif.
"Di samping itu, pak Jokowi sudah tidak perlu lagi mengumbar omongan manis kepada rakyat," katanya.
Farhan juga menilai pembentukan dan penyusunan kabinet memang merupakan hak preorogatif presiden. Namun meski begitu, Jokowi perlu semakin berhati-hati. Sebab bukan tidak mungkin beberapa janji kampanye yang lain akan 'disimpangkan'.
Apalagi rakyat sudah memiliki penilaian ketidakkonsistenan Jokowi. Hal ini bisa mengakibatkan pemahaman publik berubah dan berbeda.
"Saya berharap Pak Jokowi menyudahi tindakan gegabah semacam ini supaya pemerintahan ke depan bisa bekerja dengan kepercayaan penuh dari rakyat," katanya.[dm]
0 Comments
