Sobat muda yang hebat, kita lanjutkan kembali pembahasan kita mengenai To Be Excellent with Azmi Fajri Usman, Motivator Asia yang kemarin. Yuk...kita bahas lanjutannya.
2.Temukan lingkunganmu
Poin ini menunjukkan bahwa kenyamanan adalah hal yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan. Lingkungan yang selalu membuat hati was-was menjadi kurang tepat dalam bergerak bebas mengekspresikan berbagai kreatifitas yang kita miliki. Ada banyak hal di dunia ini yang mesti dikelola dengan sangat hati-hati. Termasuk mengelola pertemanan, karena jika tidak temanpun akan menjadi ancaman dalam kesuksesan kita. Banya sekali kita mendengar istilah ‘musuh dalam selimut’, ‘teman tapi mesra’, ‘pagar makan tanaman, teman lebih dari saudara dan sebagainya. Semua unsur pertemanan tersebut harus dicermati dengan sebaik mungkin. Untuk menunjang kesuksesan kita sudah sewajarnya kita memiliki guru dan juga teman yang mendukung dengan sepenuh hati.
Dalam suatu keluarga tentu terdiri dari beberapa orang anggota keluarga baik kakak, adik maupun sepupu. Akan tetapi keberadaan mereka sebagai teman belum tentu tepat untuk mendukung kesuksesan seperti yang kita inginkan. Bukan berarti juga mereka adalah orang-orang yang tidak memberikan kontribusi karena bagaimanapun mereka lebih kurang mengerti tentang kita.
Maka berikut pemilahan teman yang perlu diperhatikan yaitu:
a.Teman range 1 = teman luar pagar rumah
Dalam memulai perjuangan menuju kesuksesan tentu kita akan ditemani oleh orang-orang yang setia mengorbankan waktu dan fikirannya demi kemajuan kita. Maka ini yang disebut teman range 1, mereka bisa jadi bukan saudara kita tapi kesetiaan dan pengorbanan dalam pertemanan cukup terbukti seiring dengan waktu, sehingga memahami pertemanan juga akan ditentukan oleh waktu tidak mungkin kita bisa langsung menjudge seseorang sebagai sahabat karena mesti syarat yang tidak bisa diabaikan dalam pertemanan itu sendiri. Untuk kategori teman ini kita hanya akan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan misi kita atau segala proses perjuangan kita menuju kesuksesan.
b.Teman dalam pekarangan rumah
Teman dalam pekarangan adalah mereka yang tidak persis tahu tentang keadaan kita. Sehingga tidak banyak hal yang harus kita ceritakan tentang seluk beluk kita. Mereka bisa jadi hanya datang sekehendak hati saja tanpa mau peduli lebih dengan cita-cita perjuangan kita. Teman seperti ini juga patut untuk diwaspadai terkadang mereka hanya ingin mengambil azas manfaat dari pertemanan atau bahkan menjadi faktor dalam kehancuran. Seperti kisah banyak orang-orang yang mengaku berteman dengan Jokowi sehingga merasa tahu banyak tentang Jokowi dan ketika media menjadikannya sebagai informan dia hanya memberi keterangan sesuai analisa dangkalnya saja karena pada kenyataannya ia tidak persis tahu apa sebenarnya yang sedang diperjuangkan Jokowi apa cita-cita jangka panjangnya dan seperti apa kendala yang dihadapi. Maka kesalahan dalam menafsirkan kategori pertemanan jug abisa berakibat fatal bagi publik.
c.Teman kamar tamu (sudah ada pembuktian2 kesetiaan)
Teman kategori ini sudha layak dikatakan sebagai teman perjuangan karena ia telah menunjukkan kontribusi-kontribusi positif yang mendukung kita menuju kesuksesan. Teman seperti ini sudah layak untuk mengetahui banyak tentang edisi perjuangan kita menuju kesuksesan karena keberadaannya bisa dijamin tidak mengancam.
d.Teman kamar tidur
Teman yang satu ini menjadi sebagian dari kekuatan yang harus kita jaga. Teman kamar tidur adalah ia yang persis tahu tentang kadar kekuatan dan kelemahan kita hingga titik nadir. Maka semestinya menjadikan kamar tidur sebaik-baik teman curhat yang juga selalu memberi dukungan dalam berbagai tindakan yang akan kita lakukan. Teman kamar tidur adalah ia yang sangat tepat dijadikan tempat menangis dan berkeluh dengan kelemahan kita disamping sebaik-baik tempat berkeluh kesah adalah Allah swt.
3. Belajar berkarya
"Berkaryalah karena berkarya itu salah satu sifat dari perbuatan Tuhan yang harus ditiru yang dengan itulah manusia diciptakanNya"
Apa yang kamu bisa. Manusia punya potensi otak yang bermiliar
Sebenarnya setiap manusia selalu memiliki ide-ide brilian dalam dirinya hanya terkadang kita tidak berani menunjukkannya kepada orang lain. Bukankah kesempurnaan manusia itu karena dibekali akal fikiran?, secara otomatis setiap manusia mengalami proses yang namanya ‘berfikir’. Tidak peduli ia orang yang tingkat intelektualitasnya tinggi atau rendah. Proses berfikir itu tanpa disadari bisa menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Lihat saja Newton, ia malah dikenal sebagai murid yang malas sekolah tapi pada dasarnya ia menggunakan otaknya untuk berfikir sehingga menghasilkan karya yang luar biasa.
Karya itu adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang apakah itu hasil dari buah fikir, buah tangan atau paduan rasa dan fikir. Maka mustahil seseorang tidak mampu melakukan karya apapun hanya perlu mendorong diri untuk berkarya seperti apapun yang kita bisa. Misalnya, seseorang yang hari ini mampu mengolah pisang menjadi aneka kue, itu juga merupakan hasil karya. Lakukan apa saja yang kamu bisa tanpa harus membanding-bandingkan nilainya dengan orang lain.
Salah itu tidak mengapa karena banyak orang belajar dari kesalahan
Hal paling aneh ketika seseorang enggan melakukan apapun karena takut salah. Padahal jelas saja alam adalah universitas kehidupan tempat kita untuk selalu belajar. Kenapa harus takut salah?, siapa yang akan menghukum kita karena kesalahan kita dalam mengasah diri berkarya, tidak ada bukan?. Setiap individu memiliki hak dalam mengembangkan diri sendiri. Bahkan banyak sekali orang-orang yang menemukan banyak pelajaran dari kesalahan-kesalahan yang dibuat atau bisa saja semua pengalaman kesalahan juga akan menjadi pelajaran bagi orang lain sehingga dalam memulai karya seseorang tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Kesempurnaan itu hanya didapatkan dari karya yang terus diasah
Tentu tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun proses pembelajaran adalah hal paling penting menuju kesempurnaan. Kahlil Gibran justru memulai karyanya dengan bentuk kekecewaan hati atau perasaan mencintai yang mendalam. Namun secara teori sastra karyanya belum lah menjadi karya sempurna yang dipahami semua orang akan tetapi ia terus saja mengekspresikan daya fikir dan rasa yang ia miliki sehingga kemampuan sastranya terus diasah hingga ia berhasil menciptakan karya yang begitu banyak. demikian juga dengan para hafiz yang selalu mengasah kemampuannya menghafal dengan jadwal murrotal atau metode-metode yang nyaman baginya. Semua proses kesempurnaan itu tetap harus dilakukan dengan karya-karya yang terus diasah. Practices make perfect!!!
***Selesai***
By : Azmi Fajri Usman (081269473763)
Email : azmi.asia@gmail.com