0
[Part I] To Be Excellent with Azmi Fajri Usman | Motivator Asia
Sobat muda yang hebat!!!. Sepanjang perjalanan hidup manusia, selalu ingin mencari yang namanya kesuksesan. Ya... kata ‘sukses’ itu seakan menjadi syarat mutlak menuju kebahagiaan. Meskipun sebenarnya kebahagiaan itu sendiri adalah sesuatu yang relatif, kenapa relatif?, karena tergantung pribadi masing-masing.
Nah....Hal yang paling penting dimaknai adalah seperti apa sebenarnya kesuksesan yang diraih seseorang, benarkah semua orang sudah mendefinisikan kesuksesan secara universal?. Coba kita perhatikan secara sederhana ‘sukses’ itu didefinisikan sebagai puncak pencapaian seseorang terhadap visi tertentu. Mungkin anda juga memiliki definisi ‘sukses’ dalam fikiran anda. Bayangkan,,,wauww indahnya ketika anda berhasil menikah dengan orang yang anda sukai bukan?. Atau anda cukup merasa berhasil karena baru saja mendapat bonus besar dari kantor berkat kerja cerdas anda?. Setiap kita pasti punya cerita sukses masing-masing kan....nah ada lagi neh kisah sukses seorang pelari yang berhasil mencapai titik finish, huffff, luar biasa lega dan ia sudah dianggap sukses iya kan?. Sama halnya dengan seorang guru yang berhasil melihat murid-muridnya lulus, baginya itu adalah suatu kesuksesan juga kan?.
Tapi, mesti diingat lagi neh...kesuksesan tersebut tentunya memiliki jenjang dunk, iya dunk, karena sifat manusia yang tidak pernah puas pasti selalu menuntutnya untuk terus mendayagunakan potensi diri dan menciptakan visi-visi baru untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Banyak sekali motivator dunia yang mengungkapkan makna kesuksesan serta berbagai cara untuk mencapai kesuksesan, tapi yakinlah semua teori yang mendefinisikan kesuksesan tersebut tidak akan memberi pengaruh apa-apa kalau secara pribadi kita tidak mempersiapkan diri menjadi orang sukses, ya ga? atau bahkan tidak pernah berani berfikir untuk sukses, waaaah, ini lebih parah lagi, ada ya orang yang tidak pernah berfikir untuk sukses?
Misalnya ada pertanyaan begini ‘Apakah sukses itu hanya milik orang-orang tertentu?’, kira-kira apa jawaban anda?, tentu ‘ya’, ya milik orang-orang yang mau mencari arti tentang keberadaan dirinya di dunia, orang-orang yang terus meningkatkan kemanfaatan dirinya sehingga dunia mengenalnya. Maka, ketika semua orang mau berfikir demikian, tentu sukses itu menjadi milik semua orang sehingga tidak ada lagi kata ‘orang-orang tertentu’ bukan?.
Sobat muda yang hebat!!!...berikut saya akan menyampaikan Tiga Kiat menjadi orang Sukses di Dunia:
(Three tips to be a Success One in the World)
1. Belajar mengenal diri (Learning to know yourself)
‘Kenalilah dirimu maka kamu akan mengenal Tuhanmu’, anda pasti sering mendengar kalimat itu bukan?.
Coba kita renungkan, keberadaan kita di dunia ini tidak lain adalah untuk menjadi seorang hamba. Maka apabila kita belum mengenal diri bagaimana kita mampu menghambakan diri kepada Tuhan?. Berhati-hatilah, kerap orang-orang yang telah sukses menganggap dirinya super segalanya, sehingga menjadi lupa diri bahkan tidak sadar apa akhir dari pencariannya sehingga banyak kita menemukan orang yang sudah memiliki kekayaan berlimpah tapi bunuh diri, artis terkenal malah mati karena overdosis dan sebagainya. Itu semua terjadi karena mereka belum sepenuhnya mengenal dirinya, bahwa kita hanyalah seorang hamba yang dibekali dengan potensi diri, maka manfaatkan potensi diri tersebut untuk lebih tunduk kepada Tuhan kita. Karena semakin kita patuh dan tunduk Tuhan tidak segan-segan memberi keberkahan dalam proses pencapaian kita sehingga kesuksesan yang kita raih pun semakin berkah dan menjadi keberkahan untuk banyak orang. Sederhana saja bukan?, semua ada dalam diri kita dan kita yang menciptakan proses kesuksesan, We create our success by ourself.
Tentu, Ketika kita sudah mengenal diri maka lihat saja anda akan mendapati berbagai kesempatan kebaikan disekitar anda. Beberapa hal yang penting dalam mengenal diri itu antara lain:
Temukan bakatmu
Bakat secara sederhana bisa diartikan potensi yang dibawa sejak lahir, tapi secara detail William B. Michael memberi definisi “An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training (Michael, 1960: 59).
Definisi tersebut menunjukkan bahwa dalam diri setiap orang sudah ada bakat tertentu tinggal bagaimana setiap kita sadar dan mau menggali bakat yang kita miliki. Sehingga bakat yang kita miliki akan terus di asah agar memiliki nilai lebih. Misalnya, kisah seorang gadis yang memiliki hobi menulis cerita dari kecil, tapi karena keterbatasan ekonomi ia tidak melanjutkan pendidikan, sehingga ia lebih memilih menjaga warung neneknya, namun sambil menjaga warung ia selalu menulis berbagai hal. Pada suatu hari datang seorang wartawan ke warungnya dan kebetulan membaca petikan paragraf-paragraf yang ada didinding warung, karena penasaran wartawan tersebut menanyakan siapa penulisnya dan gadis tersebut langsung mengakui dia lah penulisnya. Wartawan tersebut langsung menemukan bakat gadis tersebut dan langsung memintanya mengisi rubrik artikel dalam majalah yang sedang dirintisnya.
Betapa luar biasanya bukan?, seorang gadis penjaga warung yang bahkan tidak berfikir untuk menjadi penulis tapi bisa mendayagunakan bakatnya untuk sebuah perusahaan majalah. Tentu karena bakat tersebut tidak dibuangnya begitu saja, ia tetap menjadikan itu sebagai suatu hobi. Hal ini sangat penting bagi kita untuk mengenal bakat diri kita masing-masing. Bisa jadi seseorang menjadi uring-uringan bahkan di umur hampir kepala tiga masih bingung menentukan bakat sendiri. Hal tersebut sering terjadi karena seseorang tidak bersyukur dengan kelebihan sendiri tapi sibuk mengukur kesuksesan orang lain tanpa mau mengasah kemampuan sehingga lama-kelamaan menjadi hilang. Banyak juga bukan kita melihat orang yang kecerdasannya biasa saja tapi mampu berubah maju menjadi seseorang yang dikagumi dunia hanya karena ia konsisten dalam mengasah bakat yang ada dalam diri dan terus menerus melakukan inovasi dan berjejaring dalam menciptakan ide-ide yang lebih bermanfaat untuk banyak orang. Inilah yang sangat penting, menemukan bakat diri dan mengasahnya secara terus menerus.
Aksi sekarang juga (Act now!!!)
“Don’t wait until tomorrow if you can do today”, penyakit paling parah yang banyak mempengaruhi kesuksesan seseorang adalah manajemen waktu. Padahal jelas salah satu keutamaan shalat tepat waktu adalah melatih kita untuk menghargai waktu karena mahalnya waktu sampai kita tidak mungkin mengulang waktu. Maka lakukan sekarang juga apa yang menjadi visi kebaikan anda!!!, jangan menunda-nunda dalam melakukan kebaikan.
Praktikkan sesederhana mungkin yang kamu bisa
Bukankah memindahkan ranting pohon di jalan sudah dianggap satu kebaikan yang luar biasa?. Maka praktikkan hal-hal sederhana secara kontinyu dan yakinlah hal-hal besar yang tak terduga akan menghampiri anda. Seperti kisah seorang pemerhati anak yatim di Cireundeu. Beliau hidup sangat sederhana tapi dalam hatinya ia memiliki keinginan besar untuk mendirikan satu apartemen indah untuk para anak yatim agar mereka bisa menghafal Al-quran dengan tenang. Impian tersebut terus dirawat dihati dengan penuh keyakinan sambil memulai kebaikan dengan mengajak anak-anak yatim yang mau tinggal bersama beliau untuk menghafal Al-quran. Kegiatan tersebut dilaluinya dengan tekun, meski hanya ada lima orang anak tapi beliau dengan senang hati mengajari mereka menghafal Al-quran. Subhanallah, tidak berselang satu tahun kemudian beliau mendapat keajaiban dari Allah swt, karena ada yang mewaqafkan sepetak tanah di daerah pondok Indah dan lengkap dengan bangunan yang beliau inginkan. Syukur Alhamdulillah, luar biasa sekali pengaruh kebaikan-kebaikan kecil yang beliau tekuni dan terus yakin dengan keberkahan Allah swt.
Bersambung...
By : Azmi Fajri Usman (081269473763)
Email : azmi.asia@gmail.com
0 Comments