Niat cari makan siang itu membawa berkah yang sangat besar untuk saya. Siapa yang mengira ternyata langkah kaki disiang itu membelalakan mata saya, membuat hati saya merasakan perasaan senang yang teramat sangat (kayakketemu uang dolar satu koper,kebayang dong hahaa), rasanya sulit sekali dijelaskan dengan kata-kata.
Ya…..minggu siang itu (7/09/14) saya berniat mencari makandibelakang kosan di daerah Paseban, Jakarta pusat (maklum anak baru di Jakarta pusat, masih celingak celinguk). Tiba-tiba di tikungan jalan saya terkejut, wooooow saya melihat sebuah banner yang terletak di teras depan sebuah rumah. Banner itu bertuliskan KTC-124 dengan gambar sang foundernya, ya siapa lagi kalau bukan Ustad Azmi Fajri Usman.
Bukan orang Banda Aceh namanya kalau tidak mengenal Ustad gaul yang satu ini, gebrakan KTC-124 yang sangat booming saat saya SMA membuat ustad Azmi sangat digandrungi remaja se-Banda Aceh, program beliau di radio popular Banda Aceh “flamboyant 105.2 fm” menambah popularitas Ustad Azmi semakin dikenal khususnya di kalangan remaja, termasuk saya tentunya.
Saya seperti menemukan segelas air ditengah padang pasir,seperti menemukan cahaya ditengah kegelapan (bak sang putri raja yang menuangkan air kepada si petani yang haus rasanya nano-nano gitu). Rupanya begini rasanya bertemu dengan saudara sesama daerah “aceh lon sayang” ketika hidup merantau jauh dari kampung halaman, membuat saya senyum, nangis, begos endiri la pokoknya, hiks hiks hiks… heheheee.
Maklum ini pengalaman pertamasaya merantau, tidak enak rupanya jauh dari orangtua dan keluar dari zona amankita. Tapi berkat pertemuan itu rasa tidak enak pada awalnya perlahan-lahan berubah menjadi mengasyikkan.
Berikutnya segala kemudahan silih berganti saya alami. Ya Allah begitu besar dan banyaknya nikmat yang engkau berikan kepada kami para perantauyang sedang mencari ilmu, rasa syukur hamba padamu rasanya tidak akan pernah bisa berhenti terucap. Benarlah kata Allah dalam Al-Quran “apabila hambaku bersyukur kepadaku, maka akan kutambah lagi nikmatku padanya dan apabila hambaku ingkar tidak bersyukur kepada ku maka tunggulah azabku yang sangat pedih”. hhhhhmmmmm
Sadar bahwa Ustad azmi pasti tidak mengenal saya, saya berusaha melacak no hp beliau dan kebetulan Ustad azmi adalah kawan dekat abang kandung saya, jadi bukan hal yang sulit untuk saya mencari no hp beliau. Setelah no hp sudah saya dapatkan, tanpa menunggu lama saya langsung menelpon ustad azmi (seolah2 dengan pedenya ustad pasti akan mengenal saya, pede penting ternyata),menceritakan siapa saya dan cerita saya siang itu. Kalau kata pepatah seperti gayung bersambut, diluar dugaan saya ustad azmi merespon telpon saya dengan sangat ramah.
Pertemuan pertama dengan ustad gaul itu pun berlangsung, kesan pertama yang saya lihat beliau sangat ramah, supel, mudah bergaul dan meleburkan suasana menjadi enjoy sarat akan nilai kekeluargaan walaupun suaranya besar. Dan yang paling mengejutkan ternyata beliau sangat romantis dengan istrinya dr. ainil. Sedikitpun tidak ada perasaan seperti dengan orang asing, padahal kami baru saja bertemu, di Jakarta pula. Saya seperti berada di rumah sendiri, tanpa sungkan melahap semua hidangan yang disediakan dr aini *maklum anak kos lihat makanan gratis berasa belum makan seminggu ha.. ha.. haaa..
Pertemuan itu bukan hanya sekedar makan dan tertawa saja, bagi saya itu adalah pertemuan yang sangat berharga penuh keberkahan. Doa bunda dan saya selama ini dalam sekejab diijabah ALLAH SWT melalui ustad Azmi. Saya diberi motivasi gratis private pula, mahal sekali kesempatan ini. Tawaran menjadi relawan di Rumah Quran Kita seperti membuka jalan untuk saya mengamalkan ilmu saya di ibu kota Indonesia ini.
Kekejaman ibu kota, rumah yang tidak tidak besar itu rela diberikan ustad azmi untuk mendirikan Rumah Quran, hanya satu kamar kecil untuk beliau dan istri beristirahat selebihnya dimanfaat untuk kegiatan amal.
Diakhir pertemuaan kami malam itu, ustad azmi tidak membiarkan saya pulang dengan tangan kosong *otak sudah diisi dengan ilmu dan nasehat,tangan pun harus diisi dengan barang, nampaknya itu menjadi kebiasaan ustad azmi. Mulai dari yasin, kue, kertas dan kalender berhasil saya bawa pulang tentunya dari pemberian dan izin ustad azmi loh ya bukan nyolong hahaa…kedermawanan ustad azmi juga terlihat sampai keesokan harinya, beliau berusaha mencari sesuatu barang yang ingin diberikan kepada seorang bapak pengangkut sampah yang sudah tua.
Dari kacamata saya, ustad azmi merupakan motivator yang sangat energik, ekspresif, optimis dalam menjalani hidup dan mudah berbaur pada semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orangtua. Tentunya itu semua menjadi kelebihan dan modal ustad azmi dalam menyiarkan agama islam melalui dakwah/ceramah yang sangat ringan, mudah dipahami dan menyentuh kalbu para pendengarnya. Sikap beliau yang dermawan, tulus dan ikhlas dalam membantu dan mengerjakan segala sesuatunya membuat saya terpacu untuk bisa menjadi seperti itu.
Thank you sang motivator asia..saya ingin tau ide-ide beliau selanjutnya dengan terus mencari tau melalui website www.azmiasia.com. Berkah yang sangat luar biasa bisa bertemu dan kenal secara lebih dekat dengan ustad dan istri, semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat, berkah dan selamat kepada ustad dan keluarga. Insya Allah ilmu bermanfaat yang ustad berikan kepada saya salah satunya yaitu “berhentilah menyalahkan orang lain, tetapi buatlah sebanyak-banyaknya” akan saya jalani dan teruskan kepada teman-teman yang lain sehingga menjadi ladang amal ustad sekeluarga nantinya.
Sekali lagi terima kasih banyak ustad azmi dan istri.
Oleh: Cut Rizka Aliana
Mahasiswi pascasarjana kajian islam psikologi Universitas Indonesia
Ya…..minggu siang itu (7/09/14) saya berniat mencari makandibelakang kosan di daerah Paseban, Jakarta pusat (maklum anak baru di Jakarta pusat, masih celingak celinguk). Tiba-tiba di tikungan jalan saya terkejut, wooooow saya melihat sebuah banner yang terletak di teras depan sebuah rumah. Banner itu bertuliskan KTC-124 dengan gambar sang foundernya, ya siapa lagi kalau bukan Ustad Azmi Fajri Usman.
Bukan orang Banda Aceh namanya kalau tidak mengenal Ustad gaul yang satu ini, gebrakan KTC-124 yang sangat booming saat saya SMA membuat ustad Azmi sangat digandrungi remaja se-Banda Aceh, program beliau di radio popular Banda Aceh “flamboyant 105.2 fm” menambah popularitas Ustad Azmi semakin dikenal khususnya di kalangan remaja, termasuk saya tentunya.
Saya seperti menemukan segelas air ditengah padang pasir,seperti menemukan cahaya ditengah kegelapan (bak sang putri raja yang menuangkan air kepada si petani yang haus rasanya nano-nano gitu). Rupanya begini rasanya bertemu dengan saudara sesama daerah “aceh lon sayang” ketika hidup merantau jauh dari kampung halaman, membuat saya senyum, nangis, begos endiri la pokoknya, hiks hiks hiks… heheheee.
Maklum ini pengalaman pertamasaya merantau, tidak enak rupanya jauh dari orangtua dan keluar dari zona amankita. Tapi berkat pertemuan itu rasa tidak enak pada awalnya perlahan-lahan berubah menjadi mengasyikkan.
Berikutnya segala kemudahan silih berganti saya alami. Ya Allah begitu besar dan banyaknya nikmat yang engkau berikan kepada kami para perantauyang sedang mencari ilmu, rasa syukur hamba padamu rasanya tidak akan pernah bisa berhenti terucap. Benarlah kata Allah dalam Al-Quran “apabila hambaku bersyukur kepadaku, maka akan kutambah lagi nikmatku padanya dan apabila hambaku ingkar tidak bersyukur kepada ku maka tunggulah azabku yang sangat pedih”. hhhhhmmmmm
Sadar bahwa Ustad azmi pasti tidak mengenal saya, saya berusaha melacak no hp beliau dan kebetulan Ustad azmi adalah kawan dekat abang kandung saya, jadi bukan hal yang sulit untuk saya mencari no hp beliau. Setelah no hp sudah saya dapatkan, tanpa menunggu lama saya langsung menelpon ustad azmi (seolah2 dengan pedenya ustad pasti akan mengenal saya, pede penting ternyata),menceritakan siapa saya dan cerita saya siang itu. Kalau kata pepatah seperti gayung bersambut, diluar dugaan saya ustad azmi merespon telpon saya dengan sangat ramah.
Pertemuan pertama dengan ustad gaul itu pun berlangsung, kesan pertama yang saya lihat beliau sangat ramah, supel, mudah bergaul dan meleburkan suasana menjadi enjoy sarat akan nilai kekeluargaan walaupun suaranya besar. Dan yang paling mengejutkan ternyata beliau sangat romantis dengan istrinya dr. ainil. Sedikitpun tidak ada perasaan seperti dengan orang asing, padahal kami baru saja bertemu, di Jakarta pula. Saya seperti berada di rumah sendiri, tanpa sungkan melahap semua hidangan yang disediakan dr aini *maklum anak kos lihat makanan gratis berasa belum makan seminggu ha.. ha.. haaa..
Azmi Fajri Usman bersama Brad Sugars motivator nomor 1 dunia |
Kekejaman ibu kota, rumah yang tidak tidak besar itu rela diberikan ustad azmi untuk mendirikan Rumah Quran, hanya satu kamar kecil untuk beliau dan istri beristirahat selebihnya dimanfaat untuk kegiatan amal.
Diakhir pertemuaan kami malam itu, ustad azmi tidak membiarkan saya pulang dengan tangan kosong *otak sudah diisi dengan ilmu dan nasehat,tangan pun harus diisi dengan barang, nampaknya itu menjadi kebiasaan ustad azmi. Mulai dari yasin, kue, kertas dan kalender berhasil saya bawa pulang tentunya dari pemberian dan izin ustad azmi loh ya bukan nyolong hahaa…kedermawanan ustad azmi juga terlihat sampai keesokan harinya, beliau berusaha mencari sesuatu barang yang ingin diberikan kepada seorang bapak pengangkut sampah yang sudah tua.
Dari kacamata saya, ustad azmi merupakan motivator yang sangat energik, ekspresif, optimis dalam menjalani hidup dan mudah berbaur pada semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orangtua. Tentunya itu semua menjadi kelebihan dan modal ustad azmi dalam menyiarkan agama islam melalui dakwah/ceramah yang sangat ringan, mudah dipahami dan menyentuh kalbu para pendengarnya. Sikap beliau yang dermawan, tulus dan ikhlas dalam membantu dan mengerjakan segala sesuatunya membuat saya terpacu untuk bisa menjadi seperti itu.
Thank you sang motivator asia..saya ingin tau ide-ide beliau selanjutnya dengan terus mencari tau melalui website www.azmiasia.com. Berkah yang sangat luar biasa bisa bertemu dan kenal secara lebih dekat dengan ustad dan istri, semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat, berkah dan selamat kepada ustad dan keluarga. Insya Allah ilmu bermanfaat yang ustad berikan kepada saya salah satunya yaitu “berhentilah menyalahkan orang lain, tetapi buatlah sebanyak-banyaknya” akan saya jalani dan teruskan kepada teman-teman yang lain sehingga menjadi ladang amal ustad sekeluarga nantinya.
Sekali lagi terima kasih banyak ustad azmi dan istri.
Oleh: Cut Rizka Aliana
Mahasiswi pascasarjana kajian islam psikologi Universitas Indonesia