Pilpres yang sudah selesai ternyata hanya awal dari pertarungan dua kubu, kubu partai-partai koalisi pendukung Prabowo vs partai koalisi Jokowi. Koalisi Merah Putih (KMP) yang sekuat daya dipecah belah ternyata masih sangat solid. Setelah keok di pertarungan parlemen saat pengesahan UU MD3, kini kubu Jokowi diprediksi bakal KO lagi saat pertarungan RUU Pilkada yang akan disahkan akhir September ini.
Kekuatan partai-partai politik pendukung Prabowo yang menguasai mayoritas kursi di DPR dan DPRD bakal mengepung pemerintah Joko "Jokowi" Widodo-Jusuf Kalla. Mereka berupaya menguasai posisi krusial di DPR dan mendominasi suara mayoritas DPRD. “Kami akan sapu bersih,” kata Bambang Soesatyo, anggota Fraksi Golkar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat kemarin (6/9). “Kami satu suara,” tegasnya.
KMP akan berbagi kursi di DPR dan MPR. Sebagai pemegang kursi terbesar di KMP, Golkar diplot menduduki kursi Ketua DPR. "Pastinya Golkar akan menjadi Ketua DPR," kata juru bicara koalisi sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Tantowi Yahya. Ketua MPR akan ditunjuk dari Partai Demokrat. Paket wakilnya diambil dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan.
Sesuai dengan tata tertib dan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), pimpinan dan alat kelengkapan DPR dan DPRD dipilih melalui sistem paket. Nama lima calon diusung oleh fraksi-fraksi yang berbeda dan dipilih melalui voting.
Namun kubu PDIP masih berharap pada hasil uji materi yang mereka ajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka ingin penentuan pimpinan DPR kembali ke aturan lama, yakni dijabat oleh peraih suara terbanyak dalam pemilu legislatif.
Selain upaya menggugat ke MK, kubu Jokowi juga masih bergerilya untuk menggerogoti partai-partai di Koalisi Merah Putih. Mereka berharap ada beberapa partai yang akan menyeberang ke kubu Jokowi.
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani mengatakan, upaya komunikasi yang dilakukan koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan Koalisi Merah Putih (KMP) terus dilakukan walau tak berjalan mulus.
Menurut Puan, pihaknya selalu membuka komunikasi dan musyawarah dengan Koalisi Merah Putih untuk membuat kesepahaman, walau sampai sekarang selalu gagal.
"Masalahnya sekarang pihak kami membuka pintu, membuka silaturahim dan musyawarah mufakat, tapi pihak yang lain tidak berkenan dengan hal yang kami inginkan. Jadi, mau plan apa lagi? Sekarang biar saja rakyat yang melihat," kata Puan pasrah, di sela acara silaturahim Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, di Jakarta, Minggu (7/9/2014).
Baca juga: UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur, Kubu Jokowi Gigit Jari