Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tidak mempermasalahkan mundurnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Mundurnya Ahok, kata dia, justru memperlihatkan cara berpolitik Ahok yang sering pindah partai.
"Orang akan menilai track record dia. Ini bukti orang jadi kutu loncat," kata Fadli Zon saat dihubungi, Rabu 10 September 2014.
Bukan hanya itu, menurut Fadli mundurnya Ahok dari Gerindra tidak berpengaruh apapun bagi partainya. Bahkan ia mempertanyakan kontribusi Ahok terhadap Gerindra.
"Nggak ada dampaknya, kalau itu betul mundur. Kontribusinya kecil dalam Gerindra. Dalam pilpres tidak berpengaruh," katanya seperti dilansir Vivanews.
Perlu diketahui, Ahok pertama kali bergabung di Partai Perhimpunan Indonesia Baru yang saat itu dipimpin oleh Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan menolak memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telpon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya.
Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Namun ia gagal menjadi Gubernur Babel.
Dalam pemilu legislatif 2009, Ahok maju sebagai calon legislatif dari Partai Golongan Karya. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.
Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ahok bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya.
Tahun 2012 nama Ahok kian mencuat. Bersama Joko Widodo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Gerindra. Setelah melalui dua tahap Pemilukada, akhirnya pasangan Jokowi-Ahok ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 pada 15 Oktober 2012. (pm)