News Update :

Ahok Pindah Partai?



Nama Basuki Tjahaja Purnama hampir tiap hari menghiasi media dan ruang digital publik.

Wakil Gubernur yang tak lama lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta ini telah menjadi media darling.

Kini, ia menyatakan diri keluar dari Gerindra. Menyitir seorang jurnalis senior, keputusan Ahok ini semakin mengukuhkan sebagai politisi peselancar.

Ungkapan ini tak berlebihan, kiranya. Mengingat Ahok berasal dari Belitung Timur, sebuah daerah yang terkenal akan pantai dan lautan.

Dua tahun terakhir nama Ahok, melesat bak meteor. Wajah tampan, tubuh sempurna, gaya dan komunikasi yang lugas menjadi antitesa dari persepsi tentang sosok birokrat, diyakini turut menyumbang penampilan Ahok sebagai politisi.

Ahok bukanlah icon birokrat yang selama ini lekat dalam ingatan publik. Di sisi lain, tampilan Ahok yang beda dengan para pejabat umumnya juga menjadi hal yang menarik bagi kalangan media.

Celetukan dan pernyataan Ahok yang kerap terkesan "waton nylangap" (asal buka mulut), asbun dan out of the box, menjadi hal yang menarik untuk dikutip dan disebarkan oleh media.

Ahok sebagai media darling. Dari kantor berita online, koran cetak, media sosial twitter, facebook hingga Kaskus membicarakan dirinya.

Media darling. Hal yang tak pernah dirasakan Ahok saat menjadi pejabat di Belitung Timur maupun saat menjadi anggota DPR RI.

Kini, Ahok kembali mengeluarkan pernyataan kontroversi, terkait dengan wacana yang berkembang di DPR RI tentang RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tidak lagi dilakukan secara langsung namun melalui DPRD.

Menurut Ahok jika pemilihan kepala daerah melalui DPRD dirinya akan keluar dari partai politik.

"Kalau ini (pemilihan kepala daerah melalui DPRD) dilakukan, saya keluar dari partai politik saja," kata Ahok, di Balaikota Jakarta, Selasa, 9 September 2014.

Reaksi keras Ahok  terkait polemik pemilihan kepala daerah melalui DPRD tentu tidak mengejutkan, bila melihat kelugasannya selama ini.

Namun bila merujuk rekam jejak Ahok dalam politik praktis, tentu keputusannya keluar dari partai politik bukan pula hal yang baru bagi dirinya.

Setidaknya Ahok tercatat beberapa kali berpindah partai selama terjun ke politik praktis. Yakni Partai Indonesia Baru (PIB), Partai Golkar dan terakhir, Partai Gerindra.

Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra Rindoko Wahono Wingit menyatakan, Ahok berhak pindah partai.

"Itu hak dia (Ahok), mau masuk dan keluar di Geridnra, kita kan dukung Ahok jadi DKI-2," kata Rindoko.

Keberanian Ahok untuk pindah partai politik saat ini tentu berbeda dibanding saat keputusan dirinya pindah partai politik saat dari PIB ke Partai Golkar maupun dari Partai Golkar ke Partai Gerindra.

Modal Ahok saat ini selain sebagai pejabat di DKI Jakarta juga menjadi media darling. Modal sosial dan politik ini tentu telah ada dalam perhitungan Ahok.

Ungkapan spontan Ahok pada akhirnya menjadi bola liar. Presiden terpilih Jokowi pun merespons pernyataannya.

"Kalau benar RUU disahkan, nanti berarti dapat teman satu saya,"kata Jokowi.

Benarkah Ahok merapat ke PDI P? Mari tunggu kelanjutan sepak terjang Ahok. (fs)
Share Artikel ini :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar