Dana Anak PBB (UNICEF) mengungkapkan, konflik 50-hari, yang menghancurkan, telah memaksa tahun ajaran baru di Jalur Gaza dimulai terlambat tiga pekan, dan membuat anak-anak menderita trauma psikologis serius.
"Lebih dari 500 anak telah meninggal, dan lebih dari 3.350 lagi menderita luka serta banyak anak terkurung di dalam rumah selama pertempuran antara militer Israel dan anggota HAMAS," kata Juru Bicara UNICEF Christphe Boulierac kepada wartawan, seperti dinukil Xinhua, Selasa (9/9).
"Berlanjutnya pelajaran sangat penting dalam proses penyembuhan guna membantu anak-anak memperoleh kembali rasa aman, normal dan kestabilan di lingkungan yang akrab dan aman," kata Boulierac.
Di lapangan, UNICEF memusatkan kegiatan di berbagai daerah, seperti penyelenggaraan sekolah buat sebanyak 50 ribu anak yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran atau yang sekolah mereka telah rusak parah.
Selain itu, lembaga PBB tersebut juga memperbaiki dan membersihkan gedung sekolah yang sebelumnya digunakan untuk menampung keluarga yang meninggalkan tempat tinggal mereka.
"Sebanyak 100 gedung sekolah Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB buat Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) dan satu sekolah negeri telah digunakan sebagai tempat penampungan selama pemboman," katanya.
UNICEF juga berencana membangun kembali 48 sekolah tahun ini dan 60 sekolah lagi tahun depan, demikian laporan Xinhua. Secara keseluruhan, 108 dari 132 sekolah yang dikelola pemerintah akan diperbaiki --tergantung atas dana yang disediakan buat program UNICEF "Kembali ke Sekolah".
Dana Anak tersebut akan memberikan tas sekolah kepada 130.000 anak dan alat tulis serta bantuan alat pelajaran buat 230 ribu anak selain memberi prioritas untuk memberi bantuan sepatu dan seragam buat keluarga yang rentan.
Guna menangani trauma psikologis yang dialami oleh anak-anak tersebut, UNICEF juga menyelenggarakan kegiatan darmawisata selama satu pekan buat semua murid sekolah, yang dirancang untuk memungkinkan staf terlatih mengidentifikasi memberi pengarahan anak yang telah menderita trauma serius akibat konflik.
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam kerangka anggaran 16 juta dolar AS untuk tahun ini. Juru bicara itu mengatakan 525 ribu siswa, di antara mereka anak kecil yang masuk taman kanak-kanak.
"UNICEF akan membantu pemerintah lokal membuka 395 sekolah dalam waktu beberapa pekan mendatang dan secara langsung mendukung 60 ribu anak," katanya seperti dikutip Skalanews.
Menurut Jens Laerke Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), "masih ada lebih dari 63 ribu orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan tinggal di 29 gedung sekolah UNRWA di Jalur Gaza sebagai akibat krisis 50-hari, tapi jumlahnya bisa berubah." (pm)