News Update :

Semoga Aleg-aleg PKS Teguh Berjuang



Tanpa terasa, anggota legislatif daerah seluruh Indonesia sudah dilantik. Termasuk puluhan aleg-aleg dari PKS nampak rapih berderet dengan rona bahagia terpancar di wajah penuh makna. Senyum yang mengabarkan pada 8 juta pemilih PKS, "Kami hadir untuk anda, demi menebar cinta dengan kerja yang penuh harmoni menuju Indonesia sepenggal Firdaus."

Ya. Berharap aleg-aleg PKS bekerja ekstra, adalah hal lumrah dan sewajarnya. Sebab mereka menjadi "orang terhormat" berkat keringat, cucuran air mata, bahkan spirit juang yang bersumbu semangat tak pernah padam. Seandainya aleg-aleg PKS itu lalai dan abai dengan tuntutan rakyat dan tugas dakwah, siap-siap ucapkan selamat tinggal dan semoga tinggal selamat.

Contohlah 626 anggota Maktab Irsyad Ikhwanul Muslimin yang divonis hukuman mati dan hukuman seumur hidup. Apa yang mereka katakan saat diperlakukan tak manusiawi, "Tsaabituuun walau 'ulliqna 'alal Masyaaniq" (Kami tetap teguh dan kukuh pendirian walau kami harus digantung di tiang gantungan). Apa yang mereka perjuangkan? Bukan jabatan, bukan gaji bulanan, bukan remunerasi, bukan pula jatan pensiunan, bukan fasilitas idaman? Tapi mereka memperjuangkan hak-hak mendasar bagi rakyat Mesir: kemerdekaan, kebebasan beribadah, swasembada pangan, kemandirian persenjataan, meningkatkan izzah dan taraf hidup masyarakat, plus menjadikan Islam sebagai landasan hidup.

Para aleg PKS sejatinya tidak boleh diam. Jika hanya diam terpaku membisu tak bermutu, lebih baik para pemulung sampah yang setiap hari memulung kotoran. Hina memang. Tapi kerja dan kinerja mereka sangat membantu. Para pemulung sampah rela berjibaku, pergi shubuh dalam keadaan lapar dan pulang peluh dalam keadaan untung berbilang. Kebersihan lingkungan dapat, jaminan hidup untuk hari itu juga dapat.

Namun saya optimis. Aleg-aleg PKS mampu tampil ciamik dan dinamis. Terlebih nahkoda Indonesia kini dipimpin pecinta maksiat sejati. Pak JK saja jujur mengakui, "Jika Indonesia dipimpin Jokowi, hancurlah!" Namun poin kehancuran ini yang harus menjadi hikmah, blessing in disguise sebagai berikut:

1. Jika kapasitas Jokowi adalah boneka. Maka kapasitas aleg-aleg PKS harus menunjukkan sebaliknya, kapasitas mandiri-inovatif-kreatif-dan berizzah.

2. Jika ketaatan Jokowi pada Tuhan rendah. Maka tugas aleg-aleg PKS menginternalisasikan sejumlah ketaatan itu dalam kinerja, produktivitas, integritas, dan kualitas nyata.

3. Jika prestasi Jokowi adalah Nihil, maka tugas para aleg PKS adalah menampilkan prestasi luar biasa, tiada banding, tiada tanding, terdepan dalam karya, terunggul dalam kinerja.

Sebagai penutup, bukankah para aleg PKS sudah sering studi banding ke Turki? Sewajarnya bila kita mengacu pada keberhasilan AKP di Turki, yang hanya dalam waktu 10 tahun, bukan hanya merebut kursi Presiden tapi merebut 67 % hati pemilih sehingga di parlemen menjadi mayoritas. Apa peran para tokoh AKP di Turki? Semua tahu jawabannya, mereka adalah tokoh-tokoh gerakan Islam yang tidak memelihara sentimentil, emosional, tapi lebih mengedepankan berbuat yang terbaik di saat orang lain tengah terbalik.

Pertanyaannya: Siapkah? Harus siap! Semoga aleg-aleg terpilih yang kemarin waktu jadi caleg sempat mengundang saya, membaca dan mengingat kembali komitmennya! Plus jika di SMS, tetap merespon! He he...

By: Nandang Burhanudin
Share Artikel ini :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar