Hubungan Aceh dan Palestina sangatlah dekat. Hal ini yang menyebabkan rakyat Aceh tak sungkan memberikan dukungan moral dan material untuk rakyat Palestina, terutama yang berada di Jalur Gaza. Hal ini ditegaskan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. "Tragedi kemanusiaan juga pernah terjadi di Aceh, saat tsunami 26 Desember 2004 dan banyak perhatian orang dari berbagai negara untuk meringankan rakyat kita. Jadi kita juga harus merasakan kepahitan yang dirasakan rakyat Palestina," katanya.
Rakyat Aceh masih berduka dengan berbagai kekerasan dan pembunuhan yang terjadi di Palestina. Persoalan Palestina adalah masalah internasional yang membutuhkan langkah-langkah penyelesaian politik dan diplomasi internasional. Meski demikian, kata dia masih ada cara lain untuk membantu meringankan beban penderitaan yang dialami rakyat Palestina.
"Cara yang dilakukan masyarakat Aceh, selain berdoa juga urun rembuk mengumpulkan sumbangan guna meringankan beban rakyat Palestina yang saat ini masih terjebak dalam situasi konflik," kata Abdullah.
Lebih lanjut, sebagai simbol kedekatan Aceh dengan Gaza, dua nama pahlawan nasional asal Aceh, Tgk Cik Di Tiro Muhammad Saman, dan Tjoet Nyak Dhien, diresmikan menjadi ruangan rawat inap Rumah Sakit Indonesia, di Jalur Gaza, Palestina.
"Kami sudah minta dua ruangan di RS MerC indonesia untuk ditabalkan dua nama pahlawan nasional asal Aceh itu," kata Presidium MerC Indonesia, Sarbini Murad, di Jakarta. Hal itu disampaikan di sela-sela penyerahan bantuan masyarakat Aceh senilai Rp6,3 miliar kepada rakyat Palestina. Dana bantuan "Aceh untuk Gaza" itu dikumpulkan pemerintah Provinsi Aceh dan SKH Serambi Indonesia.
Kondisi Jalur Gaza sendiri kini sudah dinyatakan kondusif, sehingga bantuan dari negara-negara donatur bisa mulai diterima oleh rakyat Palestina. (fs)