Calon Presiden (capres) dari Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto mengaku jenuh dengan kalimat-kalimat manis yang saat ini banyak sekali ditujukan kepada dirinya. Oleh karena itu, Prabowo mengaku rindu dengan kritikan-kritikan tajam dan banyaknya hujatan seperti yang diterimanya sebelum pemilihan legisltaif digelar.
"Terus terang saya mulai jenuh dengan kata-kata manis dan banyaknya sanjungan kepada saya. Saya rindu dengan kritikan tajam serta hujatan tajam seperti saat sebelum pileg digelar. Khusus hari ini, saya bisa menerima lagi lah sanjungan manis kepada saya.Meskipun sebenarnya saya bosan," tutur Prabowo di hadapan massa pendukungnya saat pengukuhan tim pemenangan Prabowo-Hatta se-Jawa Tengah di Solo seperti dikutip dari sindonews.com, Kamis (29/5/2014).
Menurut Prabowo, bangsa Indonesia membutuhkan nahkoda yang tangguh untuk membawa kapal bermuatan penuh ini melintasi badai. Bila nahkoda kapal tidak tangguh, terlalu berbahaya buat kapal berlayar menerjang badai.
Kritikan tersebut diibaratkan Prabowo seperti badai. Badai akan membuat nahkoda bisa mengetahui apakah kapal yang dibawanya tersebut melanggar atau tidak.
Tapi bila tidak ada badai, kaa dia, nahkoda tersebut bisa seenaknya saja membawa kapal. Untuk itu Prabowo meminta untuk tidak ragu-ragu mengkritiknya.
Prabowo menegaskan bila nantinya dipercaya memimpin negeri ini, bukan berarti itu merupakan kemenangan dirinya. "Kalau Prabowo dipercaya sebagai presiden, bukan berarti Prabowo dan Hatta saja yang menang. Tapi kemenangan kita semua. Seperti saat ini, saya berdiri di hadapan para pemenang-pemenang semua. Rakyat Indonesia yang menang," tuturnya.[dm/pksnongsa.org]