News Update :

Yakinlah Keajaiban...

Sebagai insan manusia, sebagai hamba-Nya yang dititipi banyak kelebihan juga kekurangan. Semoga lahirnya kita membuat suatu perubahan ditengah arus zaman, sebagai seorang pemuda semoga yang kita kerjakan adalah hal-hal yang bernilai sumbangsih bagi orang orang di sekeliling. Senantiasa berkaca diri karena walaupun berdebu sekalipun, kitalah yang punya sifat manusiawi dan menyimpan banyak cela. Semoga di perjalanan kita punya sahabat yang senantiasa menegur dan memukul dengan nasihatnya jika kita mulai melakukan hal hal yang memalukan.

Kawan, dalam keseharian kita menjumpa aneka warna wajah, yang senang sampai muram, dari senyum sampai diam, tenang tapi menghanyutkan juga ada. Seorang teman yang sejatinya membersamai bisa menjadi lawan dan begitu juga sebaliknya. Semoga itu menjadi ajang kita belajar dan melatih daya tahan sebagai pemuda. Maka kemudian hari melalui proses keinsyafan, tampil lah kita dengan apa adanya, sangat sederhana, tapi punya gagasan. Keyakinan muncul dalam benak, bahwa tidak ada hal yang begitu mengkhawatirkan, dan pribadi tidak sepatutnya merasa tenang tanpa beban, tetap membumi untuk kerja kerja melangit.

Kemudian sahabat berkata di tengah perjalanan, bahwa "Aku malu punya kawan sepertimu" dan yang menempel pada pribadi yang lain bercap musuh berujar "Semoga kita dapat berjumpa lain waktu". Satunya amat bosan dengan pertemuan dan kebaikan, dan satunya lagi amat rindu dengan jabat, peluk dan salam dari orang yang selama ini terasing dalam diam. Sandiwara maupun ketulusan sering mewarnai perjuangan perjuangan kita di jalan nan sunyi, namun kau begitu faham jika semakin dilukai, kau semakin kuat jika semakin dipukul, karena pukulan yang tak membuatmu mati justru akan menguatkanmu.

Bergumam lah kita "Apakah temanku adalah yang akan membawaku pada kebaikan?", sisi dan waktu yang lain berujar lagi "Apakah dia, musuhku, orang yang belum aku kenal itu, suatu hari akan memberiku sebuah pelajaran?". Maka benar, tak ada nikmat yang sanggup didustai, sebab dengan hati hati, diri kita menemukan sebuah jawaban, bahwa tak ada teman yang begitu mengerti, tak ada musuh yang terlalu membenci. Tak ada kawan yang begitu menyayangi, dan tak ada orang asing yang tidak mungkin untuk di ajak untuk ikut bersama sama di dalam jalan cinta ini.

Adalah kita yang mustahil tanpa cela, yang proses perbaikan nya seumur hidup sampai ajal menjemput. Menjadi pribadi yang begitu sempurna adalah mimpi mimpi yang terlukis di benak jiwa. Namun rasa lain bernama realita berkata lain, melakukan pemberontakan demi pemberontakan, maka munculah amarah, senyum dan air mata. Dan sudah menjadi hal biasa kita menampilkan dua wajah, untuk tetap tenang ketika menyimpan banyak persoalan, karena terkadang cukup Allah SWT saja yang tahu. Baiknya menjaga diri siang malam luar dalam, sebab dibalik tabir baik hatinya dunia, mereka membujuk kita agar terlena dan berleha leha, dan itu amat kejam.

Sebaiknya merujuk pada apa yang diujarkan ibu kita, "Nak, di hari kemudian kau akan menjumpai dua jenis orang". Dalam balutan selimut terlontar tanya, dan tentu saja seperti ini "Apa itu ibu?". Dengan penuh sifat malaikatiawi, wanita yang mengasihi mu itu berujar panjang lebar. Padamu akan datang seorang teman yang jika ia berhasil akan membawamu pada ketaqwaan, dan jika ia gagal ia akan membiarkan mu pada tipuan demi tipuan dunia.

Kemudian hari datang padamu seorang asing yang beraroma memusuhi, jika ia berhasil berlakon maka ia akan memberikanmu pelajaran, maka semoga kau tumbuh sebagai pribadi yang kuat, yang mengucapkan pelan pelan penuh yakin "kita bisa melakukan nya".  Kemudian kita hanya punya kata kata "Coba aku!" untuk setiap ujian, membuang jauh jauh "Kenapa aku?". Semoga teman mu hadir dalam pertemuan yang berkah, majelis ilmu yang indah, dan rencana kerja yang bermasa depan cerah, menyertaimu dan menyebut namamu dalam do'a nya.

Sebaliknya orang asing tadi, musuh mu itu, semoga memicu mu untuk berprestasi, menyulut api emosi mu untuk mengalah-telak kan kebodohan, memberangus keragu raguan dan sedikit memberikan pemaksaan untukmu berprestasi. Bahwa yakinlah, baik dan tidak baik hanyalah dua hal yang dibatasi lapis yang sangat tipis, sekat yang nyaris tanpa batas, kuatkan keyakinan dan buang jauh jauh keragu raguan, sebab semuanya itu ada pada diri kita. Tak berubah bentuk dan nasib, kecuali kita sendiri yang mengusahakan nya dengan perbuatan dan prasangka baik.

"Nak.. " sebutnya lagi "Dalam pribadi yang kau miliki itu, peliharalah daya tahan. Sebab kadang cuaca dalam kondisi baik, tiba tiba bisa buruk, dan kau masih ada diluar rumah". Ibu kita berkias sebagai seorang ahli dengan gambaran bahwa baiknya kita menjaga daya tahan dan daya juang dalam laju perjalanan. Ditengah sibuk dunia beralu lalang, amat sangat ngeri kalau kita berbekal ketidak tahuan, kuasai ilmu dan bacalah keadaan, sebab sepanjang jalan kita mencari pastilah ada keajaiban, dan peliharalah itu sebagai sebuah keyakinan.

Lalu dimanakah letaknya? mungkin dalam perjalanan hidup, pelan pelan, melalui rambu rambu, dalam kisah sederhana dapat kita jumpai. Mungkin dalam penantian seorang salih dan saliha untuk bertemu dalam pernikahan lalu kemudian diberikan cinta terbaik yang tak pernah di bayangkan, mungkin pada sebuah kemenangan besar ditengah badai dengan segala kekurangan, mungkin pada do'a do'a kita yang menguras air mata di sepertiga malam, mungkin ada pada dirimu kawan, diri kita.

Simpanlah keyakinan dalam daya tahan dibalik gelora daya juang kita, duhai kawan sesama pejuang dalam kesunyian, yakinilah sebuah keajaiban.

Oleh: Nanda Koswara
Share Artikel ini :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar