Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, ada usaha sistematis untuk membentuk opini pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Mulai dari rekayasa berita penghitungan suara hingga pengerahan massa.
"Pertama, berdasarkan exit poll mereka menyebarkan kabar Jokowi-JK menang telak 85 persen berbanding 15 persen dari Prabowo-Hatta di sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Malaysia. Tujuannya untuk pengaruhi pemilih dalam negeri," ujar penasehat tim Prabowo-Hatta, Letjen TNI Pur Suryo Prabowo, Ahad (13/7).
Padahal, katanya, setelah hitungan resmi dilakukan, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 51 persen di Jeddah. Sementara Jokowi-JK mendapatkan 48 persen. Di Qatar Prabowo-Hatta memperoleh 52 persen dan Jokowi-JK 42 persen. Kemudian di Malaysia Prabowo-Hatta 85 persen Jokowi-JK 15 persen.
Kedua, menurutnya, di dalam negeri sejumlah lembaga survei yang menjadi konsultan politik melakukan quick count. "Hasilnya dibuat seragam, Jokowi-JK menang 3-5 persen dari Prabowo-Hatta," ujarnya.
Padahal, urainya, saat itu data yang masuk baru 75 persen. Ditambah, ada quick count lain yang mengunggulkan Prabowo-Hatta.
Ketiga, lanjutnya, kemenangan quick count tersebut dengan cepat diklaim secara terbuka sebagai terpilihnya Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu. "Mereka mendeklarasikan kemenangan Jokowi-JK secara terbuka," jelasnya.
Keempat, ada pengerahan massa untuk memberi legitimasi sosial setelah pernyataan klaim sepihak tersebut. "Massanya sudah disiapkan sepekan sebelum hari pencoblosan," ungkapnya.
Kelima, lanjutnya, ada upaya mengunci opini publik kalau Jokowi-JK sudah menang pemilu. Bahkan dikatakan hasil quick count lebih benar dari hitung manual KPU.
"Ini seperti drama politik tentang klaim pemenang pilpres. Diatur kisahnya secara dramatis melibatkan emosi publik. Ujungnya KPU seperti dipaksa untuk memenangkan Jokowi-JK. Hanya kecurangan yang dapat mengalahkan Jokowi-JK, itulah kesimpulan drama politik ini yang mereka inginkan," bebernya.
Menurut Suryo, publik harus mengerti skenario drama politik itu agar tidak bingung dan tersesat.
"Mereka menggiring opini publik ke target mereka. Kalau tidak sesuai target, mereka tuduh curang. Mereka tidak siap kalah maka segala cara ditempuh untuk menang," paparnya.[dm/rol]
0
5 Upaya Sistematis Membentuk Opini Menangkan Jokowi-JK
Related Posts:
Selain PDIP, PKB Siap Tampung Ahok Partainya siap membuka pintu untuk Ahok pasca pengunduran dirinya dari Partai Gerindra, jelas Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Abdul Malik Haramain. Menurutnya, Ahok adalah seorang politikus yang memiliki penga… Read More
Prabowo Nilai Pilkada Sudah Dirusak dengan Politik Uang Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku mendukung penuh Koalisi Merah Putih yang solid untuk menggolkan Pilkada lewat DPRD. Pasalnya, Prabowo mengatakan setuju dengan pernyataan tokoh reformasi seka… Read More
Pelantikan Anggota Dewan PKS Diwarnai Padamnya Listrik Tiga orang kader PKS Banyuasin dilantik sebagai anggotaDPRD Banyuasin periode 2014-2019 dalam rapat paripurna yang berlangsung Kamis (11/9). Acara pelantikan yang awalnya berlangsung khidmat menjadi … Read More
Bila Pilkada Lewat DPRD, Ahok Mestinya Pindah Warga Negara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari Partai Gerindra karena menurutnya Gerindra sudah tidak sejalan lagi dengan pendapat Ahok terkait RUU Pilkada. Gerindra mendukung Pilkada lewat DPR… Read More
Perkenalan tak Terduga dengan Sang "Motivator Asia" Niat cari makan siang itu membawa berkah yang sangat besar untuk saya. Siapa yang mengira ternyata langkah kaki disiang itu membelalakan mata saya, membuat hati saya merasakan perasaan senang yang teramat sangat (kayakke… Read More
