"Kami sangat memahami bahwa publik sekarang ini banyak dari kalangan muda dan terpelajar yang sangat merujuk pada dunia sosial media, itu lah yang harus kami sapa dan kami kerjakan," jelas ketua Fraksi PKS DPR ini seperti diberitakan merdeka.com, Kamis (5/6).
Oleh sebab itu, pasukan cyber tersebut dikonsentrasikan di beberapa titik yang memiliki aktivitas internet yang tinggi. Misalnya di kota-kota besar yang mayoritas penduduknya menggunakan internet.
"Secara umum kan ini daerah yang kemudian menggunakan sosial media kan orang-orang kota, orang-orang terpelajar, tentu kawan-kawan sudah membagi di kota-kota besar di mana berkumpul komunitas yang aktif mempergunakan sosial media," pungkasnya.
Sementara itu mengenai pengerahan pasukan tempur di media sosial ini PKS tidak menggunakan pasukan bayaran, akan tetapi mengandalkan para relawan yang siap bekerja sama dan menyatukan visi untuk kebangkitan Indonesia.
"Kita lebih mengandalkan relawan-relawan yang sepenuh hati daripada pasukan bayaran," ujar Humas DPP PKS Wilda Sumatra, Azmi kepada pksnongsa.org, Jum'at (6/6).
Azmi mengatakan PKS mengandalkan relawan yang bekerja dengan kesadaran penuh.
"Kita juga mengundang siapapun yang mau jadi relawan untuk sama-sama menyatukan diri untuk Indonesia bangkit," katanya.
Sejauh ini ungkap Azmi, PKS telah memiliki ribuan relawan dan jumlahnya masih terus bertambah.
"Kita masih menerima siapapun yang mau jadi relawan #1untukindonesia dengan mention @pksejahtera," pungkasnya.[dm/pksnongsa.org]