Jakarta (19/6) - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI bersama pemerintah berkomitmen untuk menjaga APBN-P 2014 menjadi jembatan yang kokoh untuk mengawal proses transisi pemerintahan, sehingga perekonomian nasional dapat berjalan kearah yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan disahkannya RUU RAPBN-P 2014 hasil pembahasan di Banggar bersama pemerintah, menjadi UU APBN-P 2014 pada sidang paripurna DPR RI, Rabu (18/06).
“Dengan demikian pemerintah secara resmi bisa menggunakan APBN-P 2014 dalam sisa waktu hingga akhir tahun 2014, dengan postur yang lebih baik,” Demikian disampaikan Wakil Ketua Banggar DPR RI Tamsil Linrung di kompleks gedung DPR RI, Kamis (19/06).
Banggar DPR RI tidak menyepakati proposal RAPBN-P 2014 dari pemerintah yang menghendaki penghematan anggaran sebesar Rp.100 triliun, dikhawatirkan menganggu proses pembangunan yang terkait dengan belanja modal khususnya pembangunan infrastruktur. “Kami tidak sepakat dengan rencana penghematan sebesar Rp.100 triliun, karena akan mengganggu proses pembangunan yang terkait dengan belanja modal khususnya pembangunan infrastruktur, akhirnya disepakati pemotongan anggaran hanya dilakukan sebesar Rp.43,025 trilliun,” ujar Tamsil.
Tamsil menjelaskan, Banggar DPR RI bersama pemerintah menyepakati subsidi energi (BBM dan listrik) dipangkas hingga Rp. 41,8 trilliun, yang semula direncanakan sebesar Rp. 392 trilliun menjadi Rp. 351 trilliun dengan volume BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 48 Juta kiloliter. Selain itu, disepakati juga perubahan pendapatan negara yang berasal dari penerimaan pajak dan cukai sebesar yang semula direncanakan sebesar Rp. 1232,1 menjadi Rp. 1246,1 atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 13,9 trilliun.
Seperti diketahui sebelumnya, terdapat tiga alasan perubahan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Pertama, masih terjadi perlambatan pemulihan ekonomi global yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia termasuk Indonesia.
Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah, bahkan tercatat sebagai kondisi rupiah terlemah dalam 14 tahun terakhir.
Ketiga, kemungkinan tidak tercapainya lifting minyak dari 870 barrel per hari dalam APBN 2014 menjadi 818 barrel per hari dalam APBNP 2014. Akumulasi dari kondisi tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya defisit anggaran yang bisa melebihi ambang batas yang diizinkan oleh UU sebesar 3% dari PDB.
*)http://www.pksdepok.com/2014/06/tamsil-linrung-apbnp-2014-jembatan.html
Home »
Berita Nasional
» Tamsil Linrung : APBNP 2014 Jembatan Kokoh Transisi Pemerintahan
0
Tamsil Linrung : APBNP 2014 Jembatan Kokoh Transisi Pemerintahan
Related Posts:
Catut Nama Istri Ketum PBNU, Ketua Timses Jokowi Akan Dilaporkan Polisi Keluarga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menuntut Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, meminta maaf dan meralat pernyataannya. Hal ini terkait pernyataan Tjahjo yang mengkl… Read More
Jokowi Enggan Tonton Video Janji 5 Tahun Pimpin Jakarta Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo mengaku belum mengetahui keberadaan video yang berisi janji-janjinya selama lima tahun memimpin Jakarta yang diunduh di Youtube. Video ini awalnya beredar via layanan BlackBerry Mes… Read More
Janji Kecam Jokowi Kalau Nyapres, Dosen UI Malah Jadi Timses Dosen Universitas Indonesia (UI) (yang juga ketua umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia), Andrinof Chaniago, telah melakukan kebohongan publik terkait majunya Joko Widodo atau Jokowi menjadi calon presiden.Di akun … Read More
PKS Ajak Media Sebagai Mitra Kritis Pembangun Negeri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta kepada semua elemen media di Indonesia untuk menjadi sebuah media kritis untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Humas Dewan Pengurus Pusat (… Read More
Kepala Daerah dari Demokrat dan PKS Jadi Tim Prabowo-Hatta Tim pemenangan pasangan capres-cawapres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan melibatkan sejumlah kepala daerah. Tidak hanya dari partai koalisi, tim pemenangan pun akan melibatkan kepala daerah yang b… Read More
