Prabowo juga membuka rahasia isu tersebut muncul dari orang Gerindra sendiri yang salah menafsirkan alur pemikirannya. Hanya saja ia tak mau menyebut nama kadernya tersebut.
"Ada isu nasionalisasi, dari mana? Mungkin ada anggota Gerindra yang mungkin semangatnya agak berapi-api, dia mungkin salah menafsirkan," ucapnya memulai jawaban di Ruang Puri Ratna, Hotel Sahid, Jalan Sudirman, Jakarta, seperti diberitakan okezone.com, Minggu (1/5/2014).
Prabowo kemudian dengan lancar memaparkan bahwa ada kesalahpahaman di masyarakat tentang perbedaan istilah nasionalisasi dengan nasionalisme. Kedua istilah tersebut menurutnya punya makna yang sangat berseberangan.
"Nasionalisme dengan menjaga kepentingan nasional beda dengan nasionalisasi," tegasnya.
Dia menjelaskan, yang menjadi basis pemikirannya adalah nasionalisme dengan tujuan melindungi seluruh kepentingan bangsa bukan malah sebaliknya.
"Kami komitmen membela kepentingan nasional Indonesia, national interest dibela, bukan logikanya nasionalisasi, agak konyol," tegasnya.
Bahkan tak hanya kalangan masyarakat awam saja yang keliru. Beberapa forum di kalangan mahasiswa pun sering salah dalam menginterpretasikan dua kata tersebut.
"Banyak mahasiswa bertanya, apakah berani nasionalisasi? Meyakinkan bahwa kepentingan nasional Indonesia kita jaga tapi kita juga butuh negara lain," pungkasnya.[dm/pksnongsa.org]