Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 9 Juli 2014 sesungguhnya adalah pertarungan ideologi antara Serikat Pekerja/ Serikat Buruh (SP/SB) dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang akan sangat menentukan nasib buruh 5 tahun ke depan karena akan melahirkan presiden-wakil presiden yang memihak kepada buruh atau sebaliknya akan melahirkan presiden-wakil presiden yang memiliki keberpihakan atau hanya akan mengamankan kepentingan para pengusaha/Apindo.
SP/SB di bawah komando Bung Said Iqbal mendukung pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Prabowo-Hatta bahkan disepakati melalui kontrak politik "Sepuluh Tuntutan Rakyat/Buruh (Sepultura)" yang isinya antara lain Penghapusan Outsourcing, Upah Layak (60 item KHL menjadi 84 item KHL), Jaminan pensiun bagi pekerja firmal dan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat, dan lain-lain.
Di sisi yang lain DPN APINDO di bawah komando Sofyan Wanandi Cs dengan segala infrastruktur yang dimilikinya akan mendukung pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla karena ingin tetap mempertahankan sistem kerja outsourcing dan mempertahankan 60 item (Upah Murah), dan lain-lain sebagaimana yang disampaikan oleh Haryadi Sukamdani anggota DPN Apindo melalui salah satu televisi nasional "TV One" pada awal Juni 2014.
Menarik kita cermati adalah apakah buruh formal 47 juta orang atau 94 juta orang bersama 1 orang keluarganya akan menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan cermat untuk memilih pasangan capres-cawapres yang memihak terhadap kepentingan dan permasalahan buruh yang terus diperjuangkan selama ini, atau sudah menjadi tugas atau perlu kerja keras para SP/SB/aktivis buruh agar melakukan sosialisasi terhadap pasangan yang memihak buruh termasuk sosialisasi kontrak politik sepulturanya sehingga buruh dan keluarganya memilih karena adanya cita-cita perjuangan menuju perbaikan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dan kelurganya, bukan menjatuhkan pilihan karena pencitraan yang diduga direkayasa oleh berbagai media massa.
Di sisi yang lain perlu kita cermati apakah mungkin adanya perubahan sikap keberpihakan Apindo Cs yang mendukung Pasangan Jokowi-JK yang anti upah layak dan ingin mempertahankan outsourcing akan memihak kepada buruh padahal sampai dengan hari ini kita selalu berhadapan dengan Apindo Cs head to head terhadap dua isu tersebut, begitu juga dengan isu-isu yang lain.
Semoga dengan semakin jelasnya pertarungan dua ideologi SP/SB di bawah komando Said Iqbal dengan idiologi Apindo di bawah komando Sofyan Wanandi Cs membuat para Buruh dan keluarganya akan menjatuhkan pilihan secara cerdas pada pasangan nomor urut 1 Prabowo - Hatta yang berpihak pada buruh dan keluarganya dengan program "Sepultura" dan tidak tergoda oleh kepentingan sesaat yang bersifat transaksional dengan mengorbankan nasib buruh 5 tahun ke depan serta dengan demikian tidak ada jalan lain bagi buruh/keluarganya kecuali meninggalkan atau tidak memilih pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK yang didukung oleh Apindo Cs bahkan diduga menjadi Cukong pasangan nomor urut dua demi pertahankan outsourcing dan upah murah. [dm/pksnongsa.org]
Oleh: Iswan Abdullah-MN KSPI/ Anggota Dewan Pengupahan Nasional
0 Comments