News Update :

Gaya Wimar Mirip Komunis

Pemerhati kontra terorisme Harits Abu Ulya, turut mengecam Wimar Witoelar yang mengunggah gambar "Gallery of Rogues, Kebangkitan Bad Guys". Gaya itu, menurut Harits, mirip komunis.

Harits menilai, Wimar tidak dewasa dalam bersikap, bahkan cenderung ngawur. Kalau melihat foto-foto yang dipajang, Harits menilai Wimar cenderung buta peta.

"Misalkan, tidak mungkin HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) berada di belakang barisan Prabowo-Hatta. Begitu juga JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) yang direpresentasikan oleh ustad Abu Bakar Ba'asyir, saya berani taruhan leher saya untuk ini," tegas Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini, dalam pesan singkatnya, Kamis (19/6/2014).

Menurut Harits, Wimar melakukan generalisasi sebagai wujud kekalutan dirinya. Apalagi ketika melihat komponen umat Islam cukup respek kepada pasangan Prabowo-Hatta. "Dan sekaligus menampakkan sikap paranoid dan kebenciannya terhadap kekuatan politik Islam," katanya.

Meski Wimar tidak mengeluarkan statemen tertulis bahwa orang-orang yang di pajang itu identik dengan teroris, tapi kata Harits, kalau cermat melihat gambar yang diunggah, akan mudah ambil kesimpulan.

Menurut dia, persepsi awal dari gambar itu bahwa mereka adalah sama halnya para teroris. "Buat apa dipampang latar belakang dengan foto Amrozi, Imam Samudra dan lain-lain, kalau bukan untuk membangun dan mengerucutkan persepsi teroris kepada yang lain," kata dia.

Menurut Harits, Wimar terlalu bodoh dalam hal teroris dan terorisme. Katanya, Wimar tidak layak bersikap bodoh seperti itu.

"Gaya-gaya seorang Wimar Witoelar tidak ubahnya seperti orang komunis masa lalu di Indonesia. Segala caci maki, hujatan dan hinaan kepada simbol Islam dan para tokohnya begitu mudah di umbar dari mulutnya," kata Harits.

Menurut dia, tindakan Wimar akan berbuah 'manis' untuk dirinya sendiri. Dia menghimbau, masyarakat harus hati-hati dengan gaya seperti Wimar ini.

"Perlu waspada ancaman model politik komunis pada saat ini, mereka menghalalkan segala cara untuk bisa bangkit kembali," ujar Harits.

Dalam sebuah foto yang diunggah Wimar di akun facebook pribadinya, terlihat Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa. Berderet sejumlah elit partai pendukung pasangan keduanya, seperti AA Gym, Anis Matta, ARB, SDA, Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, Abubakar Baasyir, dan Habib Rizieq.

Pada bagian bawah, terpampang logo partai-partai pendukung Prabowo-Hatta. Ada juga logo ormas Islam seperti Muhammadiyah dan FPI. Itu semua dianggap sebagai pendukung Prabowo-Hatta, walau dalam keputusan organisasi, Muhammadiyah tidak mendukung siapapun.

Di baground gambar itu, terpampang foto sejumlah terpidana teroris seperti Mukhlas, Imam Samudra, Soeharto, Osama Bin Ladden, dan Amrozi. [gus/inilah]

Share Artikel ini :

Related Posts:

  • Ini Pesan Prabowo Sebelum Ajukan Gugatan ke MK Prabowo Subianto mengungkap berbagai fitnah yang dilancarkan terhadap dia dalam pidato yang ditayangkan dalam akunnya di media sosial Facebook. Menurut calon presiden Pemilu 2014 itu, banyak lawan politik selalu mendisk… Read More
  • Ratusan Advokat Bela Prabowo-Hatta Sebanyak 200 orang pengacara atau advokat yang tergabung dalam Tim Pembela Merah Putih (TPMP) menangani perkara pemilihan  presiden dan wakil presiden (pilpres) 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK). "Sekitar 200-an or… Read More
  • Tim Prabowo-Hatta Temukan Bukti Kecurangan Baru KPU Tim Prabowo-Hatta menemukan banyak keganjilan dan indikasi kecurangan dalam gelaran pilpres 2014. Tim pasangan capres-cawapres nomor urut 1 itu menemukan bukti indikasi kecurangan baru yang dilakukan oleh Komisi Pemilih… Read More
  • Desak Audit IT KPU, Ramai Hashtag #KPUHacked di Twitter Hashtag atau tanda pagar #KPUHacked ramai di jejaring sosial Twitter. Dalam kicauan para pengguna microblogging tersebut, mereka mendesak agar sistem IT KPU diaudit. Beberapa akun Twitter menuduh @KPU_RI, akun Twit… Read More
  • Apapun Hasil Pilpres, PKS Telah Menang Hari ini sesuai rencana tim pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kecurangan yang banyak ditemukan saat pemungutan suara berlangsung pada 9 Juli 2014 lalu. M… Read More
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar