Tewasnya tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib masih meninggalkan misteri besar.
Ketidakjelasan siapa pembunuh Munir, membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) angkat bicara.
Melalui Menlu John Kerry, pemerintah AS mendesak agar Pemerintah Indonesia menegakkan keadilan dan menghukum pelaku pembunuh Munir.
"Hingga hari ini keadilan belum ditegakkan. Upaya menyeret mereka yang diduga bertanggungjawab ke muka hukum juga masih belum tercapai," ujar Kerry, Senin, 8 September 2014.
“Hingga hari ini pernyataan itu masih tepat. Amerika mendukung semua upaya untuk membawa orang-orang yang memerintahkan pembunuhan Munir ke muka hukum," lanjut Kerry.
Komentar serta desakan Kerry tersebut berkaitan dengan peringatan 10 tahun tewasnya Munir (Munir meninggal 7 September 2004).
“Hari ini AS bersama rakyat Indonesia memperingati warisan Munir Said Thalib dan kami menyerukan perlindungan bagi semua pihak yang bekerja demi perdamaian, demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia," tambahnya.
Munir tewas dalam perjalanannya ke Amsterdam, dalam pesawat Garuda Indonesia. Diduga kuat mantan Koordinator KONTRAS ini tewas karena diracun.
Hal ini dibuktikan setelah otopsi dilakukan terhadap jenazah Munir. Otopsi yang dilakukan pemerintah Belanda, menemukan jejak arsenikum yang melebihi batas dalam tubuh Munir.
Kasus Munir pun mengejutkan tanah air. Diduga sejumlah pejabat pemerintah pada era Presiden Megawati terlibat dalam pembunuhan Munir.
Kasus ini tak pernah usai hingga saat ini, bahkan, pejabat yang dicurigai sebagai otak pembunuhan Munir diduga kuat berada dalam lingkaran terdekat Presiden terpilih Jokowi. (fs)