News Update :

Gus Fadil: Jokowi Salah Ihram, Gusti Allah Mboten Sare

Jakarta - Terungkapnya salah ihram Jokowi ketika menjalankan ibadah umrah di tanah suci, membuka mata publik. Siapakah capres yang rela menggunakan agama sebagai alat politik.

Kader PKB, Achmad Fadil Muzakki, berharap agar masyarakat bisa bersikap kritis, cerdas dan berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jangan mudah percaya dengan pemimpin yang lahir dari sebuah pencitraan.

‘’Kasus Ihram Pak Jokowi saat umroh yang beredar luas, menurut saya sangatlah luar biasa. Itu membuka mata kepada seluruh rakyat. Bahwa, jangan main-main dengan politisasi agama. Allah akan membukanya jua,’’ ungkap putra KH Muzakki Syah, pengasuh Ponpes Al Qodiri, Jember, kepada INILAHCOM, Senin (7/7/2014).

Terbaliknya ihram Jokowi, menurutnya, sangat tidak masuk akal. Alasannya, Jokowi bukanlah kali pertama menjalankan ibadah itu. Kalaupun Jokowi berniat ibadah ke tanah suci, idealnya semata-mata karena Allah. Kesampingkan segala urusan duniawi apalagi pencitraan.

‘’Katanya Pak Jokowi sudah pernah ke tanah suci. Tapi kok bisa salah mengenakan ihram. Tentu ini petunjuk, Gusti Allah mboten sare (Allah itu tidak tidur, red),’’ tuturnya.

Gus Fadil mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu negatif yang berseliweran selama masa tenang. Bukan tidak mungkin, isu negatif itu dilontarkan demi memberikan kesan terzalimi kepada salah satu capres.

‘’Padahal, yang melontarkan isu negatif itu dari kubu capres itu. Tujuannya agar terkesan sebagai capres yang terzolimi. Saya yakin itu bagian dari strategi politik pencitraan,’’ terangnya. [rok/inilah]

***

Setelah ketahuan kalau pakaian ihramnya salah, pendukung Jokowi gak terima. Di-edit-lah foto 'salah ihram' itu dengan photoshop, dan mereka menuduh foto 'salah ihram' palsu dan fitnah.



Tapi, sekali lagi, Gusti Allah mboten sare.... foto editan pendukung Jokowi ketahuan PALSU-nya. Para ahli photoshop yang mengungkap kebohongan foto editan itu.

Share Artikel ini :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar