Presiden PKS Anis Matta membuat seri kultwit khusus tentang perjalanan karier Prabowo Subianto. Menurut Anis, lebih baik dibuka saja sejarah 16 tahun lalu dengan melihat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) kepada panglima ABRI Jenderal Wiranto.
Rekomendasi itu mengatakan bahwa Prabowo salah menafsirkan perintah BKO (bawah kendali operasi) dan telah mengakui kesalahannya. Dalam wawancara, kata dia, Ketua DKP Jenderal Subagyo mengatakan, Prabowo mengakui kesalahan analisis perintah itu dan siap mempertanggung jawabkan.
"Tanggung jawab tersebut tidak berharga murah. Diberhentikan dari TNI adalah harga termahal kedua, setelah nyawa, bagi sikap keprajuritan," katanya lewat akun Twitter, @anismatta.
Meski diberhentikan sebagai panglima Kostrad, ia mengapresiasi sikap Prabowo tidak menyalahkan orang lain, tidak atasannya, tidak juga bawahannya. Yang membuatnya kagum, mantan danjen Kopassus itu juga tidak menyebut dirinya korban. "Harga yang mahal itu dia pikul sendiri," kata mantan wakil ketua DPR itu.
Anis memaknai itu sebagai keterpanggilan untuk bertindak atas dasar cinta Tanah Air. Dan, ketika dinilai salah, Prabowo sudah membayarnya dengan mahal. "Sikap tidak menyalahkan siapa-siapa tampak dari Prabowo yang tetap pamit kepada Pangab (waktu itu) Wiranto ketika akan pergi ke luar negeri," kata mantan sekjen PKS itu.
Dia melanjutkan, lebih baik dibaca lagi wawancara dengan Subagyo dan Agum Gumelar seputar pristiwa DKP. Di situ terlihat, Prabowo menjalankan tugasnya sebagai prajurit profesional, tapi salah menganalisis perintah.
"Kesalahan, apalagi di militer, tentu ada sanksinya. Dan Prabowo telah mendapatkan sanksi. Pasti menyakitkan. Tapi itu dijalaninya," lanjut Anis.
Anis perlu menyampaikan bahwa Prabowo sudah move on dari peristiwa yang menyakitkan itu.
"Prabowo tetap mencintai Indonesia. Negeri yang pemerintahnya pernah menganggap dia salah, hingga menerima hinaan dan fitnah," ujar Anis.
Anis menegaskan, Prabowo tetap kembali, ikut turun tangan memperbaiki Indonesia. Tidak kabur dan sembunyi.
"Inilah yang saya sebut sebagai kepribadian yang kuat.. Contoh patriotisme dalam konteks tertentu..Right or wrong is my country," katanya.
Dia menambahkan, "Apa namanya, kalau bukan cinta, ketika setelah disakiti seseorang tetap kembali?? Bahkan berpayah-payah untuk ikut memperbaiki," pungkas Anis.[rol/dm/pksnongsa.org]