“Kita berhimpun dalam barisan. Lantangkan suara hati nurani. Agar negeri ini berkeadilan. Indonesia maju bukan hanya mimpi. Partai Keadilan Sejahtera, maju terus tanpa kenal lelah. Kibarkan tinggi panji Allah. Bangun Indonesia penuh berkah.”
Kader-kader PKS pasti kenal dan sadar akan lagu di atas. Ya, petikan nasyid haroki yang menjadi mars partai dakwah ini. Lagu yang biasa dinyanyikan saat PKS mengadakan aksi-aksi, terutama saat kampanye. Lagu tersebut senantiasa menggugah semangat juang para kadernya. Lagu yang menyadarkan para kader akan eksistensinya sebagai muslim sekaligus negarawan. Melalui lagu ini para kader terpacu semangatnya untuk meninggikan panji Allah di bumi Indonesia agar negeri tempat mereka berpijak dipenuhi berkah dari Sang Illah.
PKS memang partai yang lahir dari gerakan dakwah, tarbiyah. Tak heran jika sepak terjang partai ini sarat akan nilai-nilai Islam. Akan tetapi, partai ini bukan sembarang partai Islam, apalagi abangan. Terbukti dari jauhnya unsur-unsur musyrik dari tiap pribadi kader. Partai Islam ini juga bukan partai kolot lagi saklek yang menarik diri dari pergaulan beragam manusia. Meski berideologi Islam, PKS tetap membaur dan menjalin kerjasama dengan non-muslim. Dengan gaya yang sederhana dan santun, para kader berhasil membuat masyarakat jatuh hati dan siap mendukung perjuangan partai ini. hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya simpatisan yang berbeda aqidah, namun tetap setia bersama PKS. Bukti lainnya bahwa PKS partai terbuka adalah hadirnya beberapa caleg non-muslim dari wilayah Indonesia Timur. Bagi PKS, selama sama-sama ingin membangun Indonesia yang berkeadilan dan berkesejahteraan dengan cara yang benar, siapapun berhak bergabung bersama PKS. Terlepas muslim atau bukan.
Sikap terbuka PKS ini disambut baik dan mendapat banyak apresiasi dari pihak-pihak yang memang merindukan perubahan ke arah kebaikan bagi Indonesia. Meski tetap mendapat caci dari pihak yang dengki. Tahun 2014 ini PKS memasuki gelombang ketiga dalam kacah politik Indonesia. Sesuai dengan nomor urut partai peserta pemilu yang didapat, yakni nomor 3, PKS menargetkan masuk 3 besar pemenang pemilu. Target ini bukan sekedar target muluk-muluk atau ambisi kekuasaan semata. Anis Matta selaku presiden partai menyadari betul makna di balik angka 3 ini. Makna ini bukan dilihat dari kacamata mistis atau klenik, melainkan dari mata batin pemimpin yang dekat dengan Rabb-nya, yang cerdas membaca peluang dan mengatur strategi, yang tepat menempatkan amanah pada pundak-pundak jundinya, yang yakin dengan semangat juang dan totalitas para kadernya, dan yang yakin bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.
Kini dengan semangat membangun Indonesia, PKS bekerja. Dengan semangat yang membaja, PKS siap melayani bangsa. Dengan semangat menegakkan al-haq dan menghancurkan al-bathil, PKS siap menerjang lawan tanpa pusing memikirkan pihak-pihak yang kerap kali usil. Dengan semangat cinta, PKS siap harumkan bumi khatulistiwa. Dengan kerapihan dan kekompakan struktur, PKS yakin gerak juangnya akan teratur tanpa mudah dipukul mundur.
Kini, pemilu sudah di ambang pintu. Seluruh kader PKS, mulai di tingkat pusat sampai pelosok daerah siap turun memenangkan pemilu. Tidak ada kata menyerah sebelum kemenangan diraih. Tidak ada waktu berleha-leha karena kerja belum usai. Kini, saatnya kita kobarkan semangat Indonesia. Semangat yang akan mengantarkan kita menjadi bangsa yang besar. Bangsa yang terhormat tanpa pernah diinjak-injak bangsa lain. Bangsa yang berwibawa hingga diperhitungkan dan berpengaruh di dunia. Bangsa yang santun yang menjadi surga peradaban dunia.
Kini, kami mengajak seluruh masyarakat untuk bergabung bersama PKS. Bersama kita kobarkan semangat Indonesia. Semangat yang pernah ada pada jiwa-jiwa pahlawan bangsa yang telah gugur dalam memerdekakan Indonesia. Salam semangat Dari PKS untuk Indonesia! (Rf/ccm)